Kamis, 28 Oktober 2010

Ketika Batita menjadi Raja

hm.. ga tau sejak kapan mulainya, Chika, anak saya sekarang sudah mulai nunjukin sikap bossy-nya.
semua yang dia mau harus dikabulkan, ga perduli apapun alasan saya atau ayahnya mencegah. kalau ga diturutin, seperti kebannyakan anak lain, dia juga ngeluarin jurus andalannya, menangis.

Awalnya cuma misek-misek biasa, kalau itu ga ngebuat kami nurutin maunya, tangisnya bakalan makin kencang dan makin kencang. kadang saya aja takut kalau kaca-kaca rumah pada rontok karena suara nya yang multi sopran, hehhehe

Kalau sudah gitu, biasanya saya atau ayahnya ngalah,, nurutin kehendaknya, meskipun gondok dalam hati.
kayak hari itu, Chika terbangun jam 2 pagi dan minta diayun. @#*()%>>^?!
apaan coba?, sudah berbulan-bulan dia ga tidur diayunan, dan ayunan nya pun sudah dihibahkan ke adek sepupunya. segala bujuk rayu dan janji manis pun, saya dan ayahnya lancarkan ke bayi 18 bulan itu, semuanya mental.
Ayah : "bobok digendong aj ya Chika, pake gendongan pink ini, bagus ya??!"
Chika: "Maamaaauu!!" (dalam bahasa ny Chika, ini artinya Ga mau)
Saya : "sini, kelon aj, sambil nenen yook!"
Chika: "Maamaaauuuuu!!!!!"  keukeuh.

kemudian,

menghindari amukan tetangga yang ga bisa tidur gara-gara suara nya Chika, ayah pun buat ayunan darurat di palang pintu. Case closed!
tapi itu bukan sikap nge-bossy yang pertama dan terakhir, karena masih ada yang lain.

saya dan suami sepakat ga bisa ngebiarin hal itu terus-terusan, tanpa bermaksud nunjukin siapa sessungguhnya bos di rumah, kami sepakat Chika harus tau batasan-batasan apa yang boleh dan ga boleh dia minta. untuk kasus-kasus tertentu dia harus sadar ada hal yang meski dia menangis kencang, ayah dan Bundanya ga akan merubah peraturan.

Pasti ga cuman saya yang ngalamin hal diatas, ayah dan Bunda yang lain juga pasti ngalamin khan ?! sharing donk?!

Btw, saya browsing n nemuin tips ini, kiat menghadapi bos cilik, here it is :

  • Pahami perasannya. Mungkin Anda sudah lupa rasanya menjadi anak kecil, tapi berempatilah. Saat dia memberi perintah yang Anda tidak ingin lakukan, akuilah hal tersebut, agar dia tahu bahwa Anda tetap mengerti perasaannya. Namun alihkan perhatiannya kemudian. Misalnya, jika aturan yang Anda terapkan adalah tidak boleh makan cokelat di waktu sarapan, tapi dia memerintah Anda untuk mengambil bungkusan cokelat di lemari, katakan saja, “Mama tahu kamu mau makan cokelat untuk sarapan dan ngambek karenatidak boleh, tapi kamu harus siap-siap pergi sekolah.” Alihkan perhatiannya dengan bertanya, misalnya permainan apa yang paling disukainya di preschool atau teman favoritnya.


  • Pilihan dengan batasan. Pada usia ini, batita sangat menginginkan diberikan kebebasan. Berikan kemandirian tersebut, tapi dengan batasan. Biarkan anak memutuskan salah satu dari dua set baju yang Anda sudah sediakan untuk dipakainya bepergian. Ini akan membuatnya merasa dipercaya karena sudah besar dan mandiri, tanpa membuat Anda repot—dibandingkan dengan menanyainya ingin memakai baju apa hari ini dan dia bertingkah sesukanya membongkar lemari baju.


  • Pujian untuk sikap yang baik. Saat anak tidak bersikap bossy, bahkan dengan manis meminta dituangkan susu dengan sopan, ucapkan terima kasih atas sikapnya yang sopan dan berikan pujian. Selain itu, menurut Harvey Karp, MD, penulis buku The Happiest Toddler on The Block, Anda bisa menunjukkan orang lain yang juga bersikap sopan untuk membangkitkan perilaku yang baik pada anak. Dengan mengucapkan terima kasih dan memberi pujian saat dia bersikap baik, dia akan menyadari bahwa dirinya akan lebih bisa mendapatkan apa yang diinginkannya dengan bersikap manis, dan bukan dengan memberi perintah sewenang-wenang.


  • nah, sudah siap menaklukkan si kecil ?

    1 komentar:

    1. anaknya usia 18 bulan Mbak? anak saya usia 2 taun lom pernah bossy yang aneh2 selain minta susu, main bola, ma nyalain cd kesayangannya :p. apa jangan2 lom kena giliran aj ya, jadi dag-dig-dug..

      BalasHapus